Langsung ke konten utama

Wattpad

Dia

Aku menemukannya disudut jalan. Gelap, dingin dan kesepian. Matanya yang bening menatapku tajam seolah berkata, 'Tolong bawa aku dari sini.' Lalu kubawa dia dalam gendongku. Tubuhnya nyaris beku..., dingin dan bibirnya bergetar. Kadang dia menggeliat disana, mencuri pandang dengan tatapan yang lebih cemerlang.
            Dirinya kubawa pulang, kutempatkan di tempat yang paling nyaman…, kamarku. Semoga kau senang.
***
            Pagi-pagi dia terbangun dengan senyuman gemilang, lalu kupeluk dirinya penuh kehangatan. Kehangatan, itulah yang dia butuhkan dan seorang teman. Tapi itu semua tak lama bertahan. Maaf, aku harus pergi pagi-pagi sekali. Rutinitas sehari-hari tak bisa dihindari.
            Minggu-minggu pertama dia tidak bisa mengerti, belum terbiasa mungkin. Dia mengejarku sampai halaman. Matanya terus memandang langkahku yang seiring menjauh, mungkin dia ingin berkata, 'Jangan pergi! Tolong jangan biarkan aku sendiri lagi.' Namun kakiku harus terus melangkah.Selamat tinggal dan sampai jumpa.
            Lalu minggu-minggu berikutnya dia mulai paham. Setiap kali aku akan pergi maka dia akan terduduk manis di depan pintu dengan senyumnya yang juga manis. ‘Selamat jalan dan semoga sukses,’ mungkin itu yang ingin dia katakan
***
            Petang aku pulang. Dia selalu menantiku dikamar, duduk manis dengan wajah agak bosan. Tenanglah, sayang! Menunggu itu memang membosankan, tapi kini aku datang.
            Ketika matanya mendapatiku, wajahnya berubah. Dia tersenyum senang, tatapan matanya riang seakan berkata, 'Selamat datang!'
            Kami berbagi cerita malam harinya..., tetawa, menangis, berbagi suka dan duka. Kadang kudapati dirinya tersipu malu, namun lidahnya terlalu kelu untuk mengaku. Kadang ada pelukan sayang diantara air mata yang terbuang, pelukan hangat yang nyaman. Ya, aku nyaman dengannya, dan kurasa dia juga. Aku ingin melindunginya dari segala hal yang dia takutkan, kuharap dia tak keberatan.
            Dia selalu tertidur mendahuluiku. Kadang kupandangi wajah polosnya, dia terlihat lucu. Kadang dia tersenyum  dalam tidurnya lalu dengan cepat berubah lagi dengan berbagai macam ekspresi. Kadang dia terbangun lalu menyapaku, kemudian tertidur lagi.
***
            Itulah dia, yang menemaniku setiap harinya. Entah bagaimana kalau dia tidak menatapku malam itu. Entah bagaimana kalau aku tak membawanya. Mungkin dia tidak senyaman sekarang, dan aku tak sebahagia saat ini.
            Itulah dia, yang setiap malam selalu ada kisah. Yang setiap saat selalu ada cerita. Yang membuatku hanyut dalam ceritanya. Walau kadang aku tak mengerti apa yang dia maksud dalam sebuah kisah, tapi dengan disampingnya saja aku sudah cukup senang. Karena di dunia ini banyak hal yang tidak bisa diartikan, di jelaskan. Cukup nikmati saja apa yang kau punya saat ini, walau kadang banyak penyesalan.
            Itulah dia. Tak perlu aku membuang banyak waktu untuk mengenalnya. Hanya dengan sedetik, dia bisa sampaikan banyak hal. Hanya dengan sedetik dia akan marah, namun detik berikutnya dia akan tersenyum..., melupakan apa yang tidak diperlukan.
            Itulah dia, yang membawaku dalam sebuah cerita.

Komentar

Sedang Populer

Ketika...

Ketika aku harus pergi.... Langkahku kaku, tulangku beku. Terpaku dalam sebuah lagu, ragu. Pekat dan kelabu, semua mengoyak batinku. Ingin kuubah kosong menjadi isi, tapi wadah berlubang terlalu besar. Ingin aku terus bernyanyi, namun hati tak boleh ingkar. Ketika aku harus melangkah.... Semua terasa pilu sudah. Haruskah aku mengalah? Tapi aku tak ingin menyerah! Ini awal, sayang bukan akhir dari segalanya. Biar kita menderita, sejenak saja. Lalu bahagia untuk selamanya. Ketika kamu tak rela jua.... Menangislah, sayang! Menangislah dalam lambaian. Ucapkan selamat jalan, diguyur hujan. Semua memang terlalu cepat, dan terasa sangat berat. Pejamkan matamu, dan bermimpilah! Aku akan hadir tanpa satupun pengganggu. Ketika kamu mulai menerima.... Bukalah matamu, sambut harimu dan berbahagialah. Seperti sedia kala. Aku akan segera hadir disisimu, pasti! Semua akan terasa singkat, seperti se...

Sweater Hijau Kakakku

Introducing Me   Aku Zie, gadis tujuh tahun yang telah merasakan menjadi seorang tahanan. Bukan Tahanan sungguhan, karena aku anak baik-baik yang melakukan hal-hal baik dan dituntut agar selalu mematuhi peraturan.   Ayahku adalah jenderal besar kemiliteran Angkatan Darat di negaraku yang menjunjung tinggi hukum tapi selalu dihujani dengan berita pelanggaran hukum setiap harinya. Ayah adalah orang baik. Tapi kenapa pria baik seperti Ayah memiliki banyak musuh?   Dulu Ibu pernah bilang, kalau aku harus dijaga setiap saat. Kemudian, hidupku semakin tak bebas saat itu. Aku selalu dikawal oleh dua orang bawahan Ayah. Ayah memanggil mereka dengan sebutan Sersan Adi dan Sersan Indra. Rasanya seperti tahanan, setiap saat dalam pengawasan.   Sedangkan kakak sulungku, Arya, tinggal di New York sejak usianya enam tahun dan sudah tujuh tahun Abang tinggal disana bersama Opa dan Oma. Abang pergi saat usiaku satu tahun dan aku hampir lupa wajah Abang. Hanya sesekali Aba...

INTERMEZO

Aku kalut, saat itu keadaan diluar kendaliku. Mungkin saat itu aku hanya merasa kasihan padamu atas semua ceritamu, tentang kekasihmu yang teramat sibuk. Dan kau yang selalu datang padaku, menemani hari-hariku, menjadi sebuah santapan rutin bagiku... yang setiap hari harus ku konsumsi. Karena jika tidak aku merasa sepi. Sangat sepi sekali. Dan kau membuatku berharap lebih, dengan membawa seribu warna cerah, menyenandungkan berjuta puisi indah dan lagu-lagu tentang cinta. Bagaimana aku bisa lari darimu? Dari berpilin-pilin rayuan manis bibirmu, dimanjakan olehmu dan cokelat-cokelat manis kirimanmu. Bagaimana bisa aku menolak semua itu, disaat aku benar-benar membuthkannya..., membutuhkanmu. Seorang gadis datang padaku, menangis dihadapanku. Dia memohon agar aku tidak mengganggumu dan berhenti mendekatimu. Apa selama ini kau merasa terganggu dengan kehadiranku? Dan bukankah kau yang selalu mendekatiku saat itu. Dan kau mulai berkelit lagi seribu janji, memohon aku untuk ...