Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label series

Wattpad

Sad Story Part 5

I Wonder Dua hari sebelum tahun baru proyek kami selesai. Dekorasi modern klasik ala Merlyn, dokumen-dokumen penting atas bantuan Roy, sponsor-sponsor atas kerja keras John. Dan aku? Aku hanya seperti penonton setia. "Kumat deh bengong!" tepukan Roy di pundakku hampir membuat jantungku copot. "Mikirin kerjaan di kantor?" "Nggak kok, Roy!" Roy menyodorkan gelas kristal kecil terisi cairan kuning bening hanya seperdelapannya, "Wine?" "Thank's, please!" aku meraihnya dan meneguk seluruhnya. "Rasanya gue nggak berguna banget disini," "Hey, what are you talking about?" "Tanpa gue mungkin kalian bisa lebih baik dari ini," Hell, ya! Apa aku mabuk?! Tak seharusnya aku berkata begitu. "You're so mean here!" Roy memegang kepalaku. "What the matter here?" tiba-tiba ku dengar suara John bagai mataforgana. "Zie mabuk," suara Roy mulai samar ditelingaku. ...

Sad Story Part 4

Sad Song Aku memandang langit pagi cerah ini dari balkon lantai dua vila mewah milik Nicko. Tersenyum memandang mereka yang sedang bersenda gurau di kolam renang. Aku menolak ajakan mereka untuk berenang pagi ini dengan alasan kurang enak badan. Dusta. Harusnya aku mengatakan tidak enak hati saja! Sudahlah! Aku tidak ingin menodai kebahagiaan sahabatku. Dulu aku adalah orang nomor satu yang selalu tau tentangnya. Dulu aku adalah satu-satunya perempuan yang tau betapa menderita hidupnya. Dia bertahan dengan  poker face -nya dan menyembunyikan segala keluh dengan senyumnya. Ternyata ada banyak hal yang telah terlewat darinya kini. Aku sangat penasaran bagaimana mereka saling mengenal dan jatuh cinta. "Zie!" Aku tersentak dan segera membalikan tubuhku ke sumber suara. "Lo udah baikan?" tanya pria itu dengan pakaian renangnya. "Iya Roy," Pria itu melangkah mendekat dan melempar pandang ke arah bawah. "Jadi lo patah hati?" Waja...

Sad Story Part 3

All Those Things We Never Knew Merlyn menjatuhkan dirinya di ranjang bercover biru muda, "Gue suka Roy." Mendadak aku terasa terhimpit di kamarnya yang bahkan lebih luas dari tempat tinggalku. "Tapi gue takut," lanjutnya menatap langit-langit yang bertabur stiker bintang. Aku memutuskan berbaring disampingnya, juga menatap ke arah yang sama. "Lo kok diem aja sih!?" Merlyn menarik lolipop yang sedari tadi menyangkut dimulutku. Aku menelan ludah, manisnya karamel terasa getir melewati tenggorokanku. "Zie, gue harus gimana?!" Tanyanya sedikit memaksa. "Apa gue tembak aja ya?" "Jangan!!" Responku cepat. "Kenapa," Karena Roy pernah menembakku tapi aku menolaknya karena aku tau kalau kamu, sahabat terbaikku Merlyn menyukai lelaki itu. Aku tidak ingin kamu sedih ditolaknya apalagi kalau sampai Roy menjelaskan bagaimana perasaannya padaku. Kumohon jangan lakukan itu. "Chezzy, nggak ada salahnya k...

Sad Story Part 2

Remember When "Pagi, Pak," "Pagi," jawab pria paruh baya itu kemudian membaca beberapa lembar kertas dimejanya. "Jadi jadwal ke Taiwan itu lusa, ya? Saya hampir lupa," "Iya, Pak" jawabku singkat. "Tiga hari di Taiwan kemudian ke Hongkong tiga hari juga. Jangan lupa mampir ke Victoria Park ketemu Mr. Luo di hari kelima," jelasku lagi. "Padat juga," ucap pria itu kemudian mengangkat gagang telepon hitam. Aku kembali sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejaku. Mencari poin-pon penting dari rapat Jum'at kemarin, merangkum setiap presentasi. Belum lagi laporan-laporan dari para divisi, permintaan barang dan lain-lain. Mati sajalah! "Zie, hari ini saya harus ketemu Pak Reinald di Tanah Abang. Laporannya kalau sudah selesai tolong email saya, ya?" ucapnya buru-buru. "Prioritaskan rapat kemarin!" tambahnya diambang pintu. "Baik, Pak!" Akhirnya bernapas. Aku bisa mengerj...

Sad Story Part 1

When You're Coming Back Hujan selalu mengingatkanku padamu, katamu nyanyian hujan yang gemericik adalah lagu nina bobo terbaik di dunia. Mengingatkanku pada hari itu, saat kau terlelap dibahuku. Aku bisa merasakan hangat hembus napasmu. Sekarang pun mungkin kau sedang terlelap entah dibahu milik siapa, karena hujan sedang menyanyian lagu nina bobo untukmu. PING!!! "Gue udh di depan nih" Aku mengintip dari jendela kamar, Accord gold itu tetap mengkilap walau diterpa hujan. "Ya, sebentar ;)" Aku bercermin untuk kesekian kalinya, memastikan semua baik-baik saja. Aku menutupi kepalaku dengan tas genggam hitam kesayanganku dan sedikit berlari menuju pria yang sedari tadi melemparkan senyum padaku. "Lo keliatan pucat," "Aku nggak apa, kok. Mungkin karena hujan kali." "Syukurlah." Pria itu menginjak gas perlahan. Pada keningnya aku dapat melihat raut kecemasan. Dan aku sendiri dapat mendengar detak jantungku yang berd...