Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Wattpad

Sweater Hijau Kakakku

Introducing Me   Aku Zie, gadis tujuh tahun yang telah merasakan menjadi seorang tahanan. Bukan Tahanan sungguhan, karena aku anak baik-baik yang melakukan hal-hal baik dan dituntut agar selalu mematuhi peraturan.   Ayahku adalah jenderal besar kemiliteran Angkatan Darat di negaraku yang menjunjung tinggi hukum tapi selalu dihujani dengan berita pelanggaran hukum setiap harinya. Ayah adalah orang baik. Tapi kenapa pria baik seperti Ayah memiliki banyak musuh?   Dulu Ibu pernah bilang, kalau aku harus dijaga setiap saat. Kemudian, hidupku semakin tak bebas saat itu. Aku selalu dikawal oleh dua orang bawahan Ayah. Ayah memanggil mereka dengan sebutan Sersan Adi dan Sersan Indra. Rasanya seperti tahanan, setiap saat dalam pengawasan.   Sedangkan kakak sulungku, Arya, tinggal di New York sejak usianya enam tahun dan sudah tujuh tahun Abang tinggal disana bersama Opa dan Oma. Abang pergi saat usiaku satu tahun dan aku hampir lupa wajah Abang. Hanya sesekali Abang pulang saat libu

LATE

            Bel masuk baru aja bunyi, sekolah mulai terlihat sepi. Semuanya udah masuk kelas, tapi Zie  masih duduk di teras samping mading, memperhatikan siswa yamg dihukum karena datang telat. Sesekali dia tersenyum, tapi sebenarnya dia cemas.             “Zie, Bu Tuti udah masuk. CEPETAN!!” teriak teman sebangkunya, Raisya yang tiba-tiba nongol. ***             Istirahat hari itu Zie mutusin untuk nggak ke kantin. Dia terus ngeliatin kelas yang berselisih satu kelas dari kelasnya. Sesekali dia bernyanyi-nyanyi kecil, tapi sebenarnya dia resah. Karena kakak kelas yang selalu bikin dia deg-degan nggak keliatan batang hidungnya dari tadi pagi. Dia mengumpulkan segenap keberanian buat nanya sama kakak kelas yang nggak dia kenal sama sekali,             “Ka, Ka Satria masuk nggak?”             “Nggak, de.” Jawab kakak kelas itu ramah.             “Kenapa ya, Ka?”             “Nggak tau, tuh,” jawab si Kakak yang pergi gitu aja.             Zie bener-bener bingung kay

Ilalang dan Bintang

Aku Lala, gadis sederhana, tapi selalu ceria, kulit hitam namun manis, rambut pendek namun gaya, tubuh kecil tapi biasa dibilang mungil, menurut temanku, aku imut tapi entah menurut orang lain… banyak yang bilang aku pintar dan kreatif namun tidak sedikit yang bilang kalau aku pelit. Walau tubuh ini nggak lebih dari seratus limapuluh  senti dan usiaku masih terbilang muda, tapi yang namanya remaja… jatuh cinta itu biasa. Pria itu bernama Exel, dia siswa yang pandai, manis dan menawan. Tapi aku bingung, bagaimana cara untuk memilikinya. Karena aku, hanya gadis biasa yang tak bermodal apa-apa. Sedangkan dia, bagai pangeran di sekolah, tak sedikit gadis cantik yang menyukai dan mendekatinya. Aku kasmaran padanya, tentang dia dan dirinya. Dalam gerimis kusebut namanya, menyebut dalam harap dan sekedar harapan. Dalam malam kucari paras wajahnya di angkasa, pada pantulan cahaya bintang yang gemerlap. Dalam dinginnya malam selalu mengimajinasi tentangnya. Dalam tirai angin, kuucap kata

Friendship Musial

PROLOG Di MAN Cipondoh kota Tangerang, tercipta persahabatan yang begitu indah. Shifa, Zakiya, Ryan, Abi, Carol dan Regina. Mereka berenam saling melengkapi, meski mereka terlahir di budaya bahkan negara yang berbeda. Tapi kasih mereka sebagai sahabat yang teramat kental mampu mendobrak halangan apapun. ‘Teman sejati akan abadi selalu berarti sampai mati,’ begitulah motto mereka. 01. RUMAH MASING-MASING (MALAM) Seperi malam-malam sebelumnya, keenam remaja yang bersahabat itu mengingat-ingat hal yang telah dilakukan bersama untuk melewati hari. Regina: ( Menulis diary )  Dear diary, hari ini aku seneng banget. Karena tadi aku nonton sama temen-temen .. Carol: (Menatap diary) .. meski bayar masing-masing, nggak masalah. Yang penting bersama ..” Zakiya: (Menutup diary) .. nggak nyangka. Sudah saatnya kita ninggalin s sekolah, juga berpisah .. Shifa: (Memeluk diary) .. meski begitu aku nggak akan lupa sama kalian.  Ruang dan waktu bukanlah pemisah yang berarti buat kita ..

My Best Friend Forever

              Cinta terus menghiasi dunia, bahkan dunia selalu bergantung padanya. Dengan secercah ikatan yang tak tercantum dalam logika. Ikatan dengan banyak pengertian, penyatuan dari beberapa makna yang terdalam yang tak terhempaskan oleh tangan-tangan liar yang hendak menjerumuskan kedalam jurang-jurang kematian yang paling dalam. Ketika cinta mengumandangkan kebersamaan, aku tidak memilih kaum Adam. Karena cinta tak sepenuhnya harus memiliki mahkota yang berbeda, Lebih dari itupun cinta bukan sekedaar penyatuan dari beberapa perbedaan. Aku lebih memilih ikatan yang melebihi semua itu, ikatan yang selalu memancarkan cahaya bintang dan beribu warna dengan berjuta makna yang terkais didalamnya. Kuulurkan tangan untuk meraihnya. Dialah sahabatku yang kerap kali menyinari hari-hari dengan sekelumit cahaya bintang-bintang dalam bola mata yang berbinar, dengan sekelumit senyuman yang membuat dunia tertawa, bahkan dialah pelita yang terus sinari dalam dekapan hening malam yang pekat