Sabar dan sadar, hal yang semula sangat sulit aku lakukan. Aku yang tak pernah mau menunggu dan egois ini akhirnya mampu luluh olehmu. Mencoba hal baru yang bernama sabar dan sadar. Seribu kata salut pun tak cukup untukmu karena mampu membuatku seperti ini, mengubahku dengan sekejap.
Dear kamu yang mengajarkanku banyak hal,
Apa kamu pernah rasakan menunggu sangat lama dan pada akhirnya tak mendapatkan hasil apa-apa? Apa kamu pernah berada diposisi serba salah? Apa kamu tau rasanya saat kamu membutuhkan seseorang disisimu, saat kamu membutuhkan pelukan dan bahu untukmu bersandar saat kamu merasa gundah dan bimbang, seseorang yang kamu harap bisa mengerti keadaan kamu, seseorang yang kamu harap menjawab "Ya" dan menyetujui apa yang kamu katakan sekalipun itu salah. Tapi seseorang itu malah asik dengan orang lain?! Kadang aku ingin mengikutimu, menyusulmu meski aku tau kamu bersamanya. Tapi aku tidak mau bertindak bodoh untuk yang kesekian kali. Kalau aku memaksa maka hadiah yang aku dapatkan adalah kehilanganmu. Dan aku tak inginkan itu. Makanya aku selalu mencoba sabar. Walau batin aku tertekan karena kesepian, dan karena kamu bersama dia. Aku akan terus bertahan, aku akan terus sabar.
Aku tak bisa menyalahkanmu, karena ini memang bukan salahmu. Salahku karena telah memilihmu, karena aku yang mau untuk menjadi prioritas kedua-mu. Kamu memang sudah sewajarnya bersama dia. Dia yang kamu cintai sebelum aku. Aku sadar dan aku akan berhenti untuk egois. Sangat sadar dan mengerti posisi ini.
Kamu tau? Saat kamu bilang aku tak perlu mencoba untuk sabar..., saat itu, aku mencoba untuk semakin sabar.
Kamu tau? Saat kamu "berbisik" denganku ketika kamu dengannya..., aku merasa sangat sedih. aku merasa sangat jahat, aku merasa sangat bersalah. Karena jika aku diposisi dirinya dan mengetahui kalau ternyata kamu "berbisik" denganku, aku akan kecewa.
Tapi kadang sedihku bukan hanya karena itu. Kadang aku merasa sangat kesepian, merasa sendiri di keramaian. Kadang seberapapun banyaknya orang di sekelilingku, aku tak bisa merasakannya, mereka tak mampu menghapus rasa sepiku. Kadang aku sangat sedih saat aku tau kamu bersamanya padahal saat itu aku lebih membutuhkanmu.
Kamu tau? Saat kamu datang tiba-tiba hanya untuk menemuiku, hanya untuk menghargaiku, untuk meyakinkanku kalau kamu juga punya rasa yang sama terhadapku. Apa kamu tau? Aku sangat bangga saat itu, aku sangat bahagia. Ya, aku percaya kamu tak main-main denganku. Karena kamu sediakan waktumu untukku walau harus sembunyi-sembunyi.
Kamu tau? Kadang aku merasa beruntung dibanding dia. Dia yang hanya mendapatkan waktu senggangmu. Dan aku bisa mendapatkan waktu sibukmu. Kamu bisa bersama siapa saja di waktu senggangmu, dan itu sangat mudah pastinya. Tapi aku, aku bisa membuatmu menyenggangkan waktu sibukmu hanya untuk menemaniku. Dan aku sangat bangga akan itu. Aku merasa menang.
Terimakasih untuk waktu berhargamu.
Sudah cukupkah sabar dan sadarku? Kurasa belum. Kadang aku masih mengedepankan egoisku. Masih banyak hari yang harus aku hiasi dengan sabar dan sadar yang lebih tinggi lagi dosisnya.
Yang aku takutkan, aku akan over dosis. Aku takut kalau suatu saat nanti hidupku terlalu penuh dengan sabar dan sadar, aku takut kalau suatu hari nanti diriku tak mampu untuk menampung sabar dan sadar yang lebih besar. Aku takut kalau semua itu terjadi maka egoisku akan menjadi pengendali utama. Aku takut egoisku akan membuatmu marah. Aku takut membuatmu marah hingga kamu akhirnya meninggalkanku. Aku takut kamu meninggalkanku dan tak kembali lagi padaku. Aku takut kehilanganmu.
Komentar
Posting Komentar