Kadang ingin selalu menjadi orang nomor satu dalam hidupmu, tanpa harus menghapus prioritas keluarga atau pasanganmu. Ingin selalu menjadi bagian dari hari-hari istimewa-mu... saat ulang tahun-mu, saat pernikahanmu, saat kenaikan jabatan karirmu. Selalu ingin menjadi bagian dalam sedihmu, lukamu, deritamu. Selalu ingin menjadi matari yang menghangatkan dan menyediakan bahu untuk kamu bersndar.
Tak perlu khawatir aku melupakan ulang tahunmu, karena sekalipun media sosial tidak mengingatkanku, ataupun tiada tag pada kalender-ku, aku akan selalu ingat untuk menyiapkan hadiah jauh sebelum hari itu tiba. Tan pada hari-nya, sebuah kejutan kecil jika aku mampu, atau sekedar ucapan dengan sekelumit doa-ku untukmu.
Tidak perlu kau jelaskan saat kau menderita. Dari setiap status media sosial-mu, dari gerak-gerik dan bahkan tatapan dan cara kamu berbicara padaku sudah cukup untukku mengerti bahwa kau butuh bahuku untuku bersandar.
Tapi dimana kamu saat hari-ku tiba?
Aku tidak berharap kau balas semua hadiah ulang tahun atau semua pesta kejutan itu. Aku tidak berharap apapun. Ya, kamu tidak pernah melupakan hari istimewa-ku karena banyak media yang akan memperingatimu akan hari itu. Aku sangat berterimakasih atas semua doa dan harapanmu di hari bahagia-ku. Tapi kadang aku merasa sakit. Dapatkah suatu saat dalam hidupku, aku juga merasakan hari istimewa itu? Seperti yang kuberikan padamu? Sebuah tart dengan lilin berangka umurku, atau sebuah kotak dengan warna favorite-ku berisi barang yang aku sukai. Bolehkah aku mengharapkan itu?
Dan kau yang selalu tertawa saat aku menangis. Dan kau yang selalu tiada disaat aku butuh. Dan kau yang selalu pergi disaat aku memanggilmu.
Ya, dunia ini adalah milikmu! Dan aku adalah tempat pembuangan cerita-mu. Dan aku adalah Sang Pemikir yang harus menyelesaikan masalahmu. Tanpa kau tahu tentang kehidupanku.
Dan aku hanyalah aku dan hidupku tanpa adanya kamu!
Komentar
Posting Komentar