I Wonder Dua hari sebelum tahun baru proyek kami selesai. Dekorasi modern klasik ala Merlyn, dokumen-dokumen penting atas bantuan Roy, sponsor-sponsor atas kerja keras John. Dan aku? Aku hanya seperti penonton setia. "Kumat deh bengong!" tepukan Roy di pundakku hampir membuat jantungku copot. "Mikirin kerjaan di kantor?" "Nggak kok, Roy!" Roy menyodorkan gelas kristal kecil terisi cairan kuning bening hanya seperdelapannya, "Wine?" "Thank's, please!" aku meraihnya dan meneguk seluruhnya. "Rasanya gue nggak berguna banget disini," "Hey, what are you talking about?" "Tanpa gue mungkin kalian bisa lebih baik dari ini," Hell, ya! Apa aku mabuk?! Tak seharusnya aku berkata begitu. "You're so mean here!" Roy memegang kepalaku. "What the matter here?" tiba-tiba ku dengar suara John bagai mataforgana. "Zie mabuk," suara Roy mulai samar ditelingaku. ...
i'm not a real princess, but every person have stories just the way they are...